Pages

Friday, July 31, 2015

SUSU KAMBING ETAWA GOMARS

Keunggulan Susu kambing Etawa GoMars :


1. Rasa Gomars Lebih Lezat dan Gurih 2. Gomars Tidak berbau perengus (amis) kambing 3. InsyaAllah Gomars cepat memberi reaksi untuk peningkataan Kesehatan, Pencegahan & Pengobati. Susu Kambing Etawa Gomars kaya akan bermanfaat dan khasiat terutama bagi kesehatan serta terapi pengobatan berbagai penyakit. Susu Kambing Etawa Gomars merupakan susu hewani yang berasal dari kambing etawa. Menurut penelitian yang dilakukan para ahli. Susu kambing etawa memiliki kandungan protein yang tinggi, hampir setara dengan kandungan protein yang terdapat pada ASI. Jika dibandingkan kandungan protein yang terdapat pada telur, protein susu etawa lebih banyak. Ini salah satu keunggulan susu produksi kambing etawa. Di masyarakat Indonesia sendiri ada beberapa mitos menyatakan bahwa susu kambing dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Hal ini adalah MITOS yang salah. Berdasarkan penelitian kesehatan pandangan seperti itu adalah tidak benar, karena didalam susu kambing etawa Seperti yang terkadung dalam setiap komposisi Gomars terdapat senyawa KALIUM yang mampu menetralkan tekanan darah. Baik itu tekanan darah tinggi maupun tekan darah rendah. Hal ini juga telah diungkapkan oleh dr. Zen Djaja MD (dokter / pimpinan Balai Pengobatan Umum Yayasan Tri Dharma, Malang) mengatakan bahwa Susu Etawa memiliki manfaat yang luar biasa dan cocok untuk dikonsumsi semua golongan dan semua umur, baik balita, anak anak, dewasa, orang tua dan lansia. Dari Penelitian yang telah dilakukan Susu kambing etawa memiliki banyak khasiat bagi kesehatan manusia. Diantaranya adalah membantu mencegah ferrponic anemia ( kekurangan zat besi ), tulang rapuh serta merangsang kecerdasan dan daya pikir anak.

Manfaat Susu Kambing Etawa GoMars

  1. Mengkonsumsi susu kambing etawa gomars Mempermudah sistem pencernaan tubuh. Tekstur berupa butiran lemak yang sangat halus dan lembut, jika dibandingkan dengan jenis susu lainnya, nah dari lembutnya inilah sehingga dapat dengan mudah dicerna oleh system tubuh kita, susu ini juga aman untuk dikonsumsi alias tidak menyebabkan menceret (diare) bagi si pengkonsumsi rutin dan tentunya akan menyehatkan tubuh.
  2. Gomars dapat mengobati penyakit TBC dan Asma. kandungan Flourin dan Betakasein yang terdapat pada susu etawa mempunyai khasiat untuk menyembuhkan penyakit TBC dan Asma. Sehingga susu jenis ini cocok untuk anda yang mempunyai masalah pada system pernafasan.
  3. Meningkatkan sistem ketahanan tubuh. Mengkonsumsi Gomars secara teratur dapat memberikan perlindungan sistem kekebalan tubuh kita secara alami (imun tubuh akan menjadi lebih kuat) jika mengkonsumsi rutin susu ini. Karena mempunyai kandungan flourin yang lebih banyak ketimbang jenis susu yang dihasilkan oleh hewan lainnya (sapi), kandungan flourin dalam susu ini mempunyai kadar 10 sampai 100 kali dari kandungan flourin susu sapi normal.
  4. Gomars juga bermanfaat baik bagi wanita hamil dan melahirkan. Manfaat susu kambing etawa untuk wanita hamil adalah memberikan tambahan nutrisi bagi ibu hamil, kesehatan dan kecerdasan pada janin saat dalam kandungan, meningkatkan kecerdasan otak bayi saat lahir. Sedangkan manfaat baik bagi wanita yang sudah melahirkan adalah dapat memperlancar system Produksi ASI sehingga si ibu dapat memberikan ASI eklusif bagi baby tercintanya.
  5. Bagi penderita asam urat Gomars dapat mengatasi penyakit asam urat yang sudah parah dan mampu mengatsi kelainan ginjal.
  6. Terbukti manfaat dan khasiat yang sungguh luar biasa karena merupakan sumber nutrisi+gizi terlengkap yang beda tipis dengan asi, dan sangat direkomendasikan untuk dikonsumsi tanpa batasan umur. susu kambing etawa Gomars merupakan produk herbal alami yang mendukung cara mengobati dan membasmi berbagai penyakit yang menggunakan pola makan secara alami, susu kambing etawa bubuk organik dalam gomars dapat mengobati penyakit pernapasan seperti TBC, bronkitis, asma dan infeksi penyakit paru – paru, gejala kurang darah ( anemia ), haid pada wanita umumnya dan mendukung untuk menguatkan rapuhnya tulang dan gigi
  7. Gomars Sangat bagus untuk dikonsumsi bagi penderita rematik dan penyakit pencernaan perut dan penyakit asam lambung berlebihan.
  8. Memberi tambahan vitalitas dan daya tahan tubuh baik laki – laki maupun perempuan, keluhan yang diakibatkan penyakit kanker type gejala / akut dan menyembukan ke tingkat normal kondisi tubuh yang baru sembuh dari sakitnya.
  9. Dapat menata kembali jaringan lemak sehingga dapat menghaluskan kulit tubuh, menjaga daya tahan dan kekebalan tubuh dari berbagai serangan penyakit pada umumnya dan mengatasi penyakit ginjal dan penyakit asam urat tinggi
Harga:Rp.25.000,-/piece


Untuk pemesanan Hub:081284482518
Pin BB : 51d86905

Tuesday, July 28, 2015

Kisah Istri Yang Resign Dari Pekerjaan demi Khidmat Kepada Suami

Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.
Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.
Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya
kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”
Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?
Waktu itu jam 7 malam, suami saya saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing.
Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, pusing nih, ambil sendirilah !!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah
bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)?
Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci.
Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini?
Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya.
Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan.
Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.
Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya.
Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya.
Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya”
Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara. “Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara- saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”
Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.
Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“Anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya. Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, saat itu orang tersebut
belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?
Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu.
Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.
Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku.
Dan dia mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku. Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku.
Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
Ya Allah…. Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku.
Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah…Allahu Akbar
Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya. Amin ya. Demikian Kisah Istri Yang Resign Dari Pekerjaan demi Khidmat Kepada Suami, sharekan kepada temanmu di facebook twitter dan sosmed lainnya ya.

Kisah Pernikahan Islami yang Mengharukan Seorang Akhwat Melamar Ikhwan


Tak sengaja, kami menemukan Kisah Pernikahan Islami yang Mengharukan Seorang Akhwat Melamar Ikhwan di newsfeed facebook. Ya ini kisahpernikahan yang bisa jadi menginspirasi, alih-alih seorang akhwat menunggu mendapatkansuami, kalau sekiranya melihat ikhwan yang memang baik, segera lamar dulu itu juga boleh.
Menurut kami, kisah pernikahan islami romantis ini juga sekaligus memberikan motivasi mengenai bagaimana suami istri musti menjadi tim yang baik dalam membangun kemandirian dalam rumah tangganya. Bagaimana akhlaq baik dari seorang istri yang sampai kehabisan uang saja sungkan meminta uang kepada suami sebab khawatir bisa melukai hati suaminya.
Berikut Kisah Selengkapnya..
Dulu ana datang ke suami ana, justru ana yang menawarkan diri ke suami. 
”Akhiy maukah menikah dengan ana?”, tawarku padanya.
Waktu itu dia masih kuliah smester 8. Dia cuma bengooonggg seribu bahasa, serasa melayang di atas awan, seolah waktu terhenti.
Kisah Pernikahan Islami yang Mengharukan Seorang Akhwat Melamar Ikhwan
Aku Melamarmu Akhir (ilustrasi)
Beberapa saat setelah setengah kesadarannya kembali dan setengahnya lagi entah kemana, dia berucap,
”’Afwan ukh… anti pengen mahar apa dari ana?”
“Cukup antum bersedia menikahdenganku saja itu sudah lebih dari cukup”
Bak orang awam mendaki gunung yang tinggi lagi extreme, ehhh… dianya langsung lemesss… kayak pingsan. Besoknya datang nazhar, terus khitbah. Lalu untuk ngumpulin uang buat nikah, dia jual sepeda dan jual komputernya… untuk mahar dan biaya nikah.
Di awal pernikahan dia gak punya pendapatan apa-apa. Kita usaha bareng dan ana gak pernah nanya seberapa pendapatnya ataupun dia kerja apa. Selama ana nikah dengannya ana belum pernah minta uang. Hingga kinipun kalo gak dikasih ya diam. Saat beras habis… ana gak masak. Saat dia nanya, “koq gak masak beras dek?”
“Habis mas”, jawabku
“Koq gak minta uang?”, lanjutnya.
Ana gak jawab, takut suami gak punya kalo ana minta. Jadi ana takut menyinggung perasaan kekasih hatiku.. weee.
Kalo kita menghormati suami, maka suami akan menyayangi kita lebih dari rasa sayang kita ke dia. Bahkan usaha sekarang dah maju pesat… alhamdulillah. Ibarat kata uang 50jt dah hal biasa. Lalu suatu hari ana tawarkan dia nikah lagi namun dia gak mau. Katanya ana itu tidak ada duanya… hehehe ngalem dewek. Walaupun ortunya dulu gak ridho dengan ana, karena salafi… sekarang sudah baikan.
Rezeki bisa dicari bersama. Bagi ana usaha yang dicari bersama suami susah-payah bersama, setelah sukses… maka banyak kenangan manis yang tak terlupa. Kita jadi saling memahami dan mengerti karakter masing-masing karena kita sering berinteraksi.
“Suamiku adalah temen curhatku…
suamiku adalah patner bisnisku…
suamiku adalah ustadz tahsinku…
suamiku adalah temen seperjuanganku…
suamiku adalah sahabatku…
suamiku adalah temen mainku…
suamiku adalah temen berantemku…”,
itulah kiranya yang ana rasakan darinya, setelah 12 tahun menikah dan insya Alloh dikaruniai anak 7 semoga semakin menambah keberkahan dalam rumahh tangga ana…
Dan bukan hal yang hina bagi ana kalo ada seorang akhawat datang menawarkan diri ke ikhwan. Ana dulu hanya melihat dari bacaan al-Qur’annya yang bagus dan dia sangat menjaga sholatnya itu aja gak lebih. Jadi para akhawat yang belum menikah… apa yg menghalangi anda untuk menikah muda? Apa karena melihat pendapatan materi dari ikhwan yang menghalaginya?
*Seorang ibu yang menceritakan kisah cintanya
*Dengan sedikit perubahan tanpa mengurangi isi

Ya ibarat kata, tata cara melamar calon istri kan sudah banyak. Semoga dari membaca kisah di atas, jadi tambah inspirasi istri melamar suami. Saran kami, lamarlah suami shalihah yang sudah benar benar dipelajari latar belakangnya, bisa di-investigasi dulu melihat ke teman-temannya secara sembunyi – sembunyi. Sampaikan lamaran dengan tatacara yang tidak mengundang fitnah syetan pula. Semoga berhasil ya.

Tau ga sih....kenapa TKI disebut Pahlawan Devisa?

Sedih amat begitu ngedenger ada cerita temen yang susah nerima restu orang tuanya tuk jadi "TKI" di luar negeri...sampe harus nerima kata-kata..."buat apa kamu di sekolahin tinggi-tinggi nak kalo ujung-ujungnya hanya jadi seorang TKI (TKI Saudi Arabia pula). Emang sedih sih ngedengernya... serendah itu kah derajat para TKI. Hingga tidak banyak orang tua yang rela melepas anaknya yang "berpendidikan" tuk mengais rezeki di negeri orang? atau mungkin "TKI" adalah label profesi tuk para tenaga kerja tanpa dasi alias tenaga kerja non formal saja? Bagaimanapun juga dan apapun juga profesinya...harus diakui kalo mereka para TKI adalah "PAHLAWAN DEVISA"


Lupain dulu cerita di atas karena ana mau tanya pada pembaca sekalian "kenapa TKI disebut sebagai pahlawan devisa?"....jujur aja kalo ane ga tau jawaban detail tentang devisa karena secara logika ane ga banyak-banyak amat makan bangku sekolahan dan paling banter ane cuma bisa lulus S3 (SD, SMP, SMA) dan hanya bermodalkan system otodidak maka ane dapet jawabannya untuk arti kata devisa adalah silahkan simak ulasannya berikut ini.

Secara umum devisa didefinisikan sebagai alat pembayaran luar negeri. Apa saja alat pembayaran luar negeri itu? Alat pembayaran luar negeri berupa emas, surat berharga, mata uang asing, dan lain sebagainya. 

Apa saja yang dapat dibayar dengan menggunakan devisa ini? 

  1. Membiayai perdagangan luar negeri yang berupa impor barang dan jasa.
  2. Membayar pokok utang, cicilan utang, bunga utang atau utang luar negeri.
  3. Membiayai pembinaan dan pemeliharaan hubungan luar negeri, yaitu untuk kedutaan, konsulat, biaya kontingen olahraga, misi kebudayaan ke luar negeri.
  4. Mengatasi kesulitan perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran luar negeri.
  5. Memudahkan terjadinya transaksi dalam perdagangan internasional.


Lalu apa hubungannya TKI dengan pahlawan devisa? 

Sebenarnya hubungan TKI dengan pahlawan devisa adalah baik-baik saja...hampir bisa dibilang ga pernah ada perkelahian di dalamnya.huehehheeeee. Susah amat yaa tuk serius. Okay deh sekarang ane coba tuk serius. TKI yang telah mendapatkan gaji, biasanya tidak mereka habiskan sendiri (mungkin karena jumlahnya yang agak banyak dari biasanya). Sebagian uang tersebut ada yang diirimkan ke sanak keluarga mereka di tanah air, atau ditabung di bank yang berlokasi di Indonesia. Karena mata uang yang mereka dapatkan adalah mata uang asing, maka ketika mereka menabung di bank indonesia, tentunya harus dikonversi dulu ke mata uang rupiah. Nah disinilah proses dimana mata uang asing ini disimpan oleh bank, yang kemudian dapat digunakan untuk melakukan pembayaran luar negeri oleh negara kita. Semakin banyak mata uang asing yang ditukarkan dalam bentuk rupiah, maka akan berakibat pada dua hal:

    1. Bertambahnya mata uang asing di kas Negara, sehingga mata uang asing ini disebut sebagai sumber devisa.
    2. Kebutuhan terhadap rupiah meningkat, jika dibiarkan terus demikian, maka sesuai hukum "supply and demand", nilai rupiah akan menguat dibanding mata uang asing.

      Jadi, semakin banyak penghasilan yang dibawa oleh para TKI kembali ke tanah air, maka akan semakin besar pula kontribusi mereka terhadap pertumbuhan devisa Negara. Bila devisa Negara meningkat, maka akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi bangsa indonesia.

      Jadi begitulah sedikit info kenapa para TKI diberi gelar "Pahlawan Devisa"..... Tapi emang tragis kalo sampe ada pahlawan yang sampe di peras oleh oknum yang gajinya secara tidak langsung dibayar oleh sumbangsih para pahlawan itu sendiri. 

      Dan jangan heran kalo biasanya para TKI bersemangat sekali tuk memberikan kontribusinya buat negara ketika nilai mata uang indonesia dihantam oleh nilai mata uang asing terutama yang bernama dollar USA. biasanya mereka langsung dengan suka rela membantu negaranya dengan mengirimkan gajinya ke indonesia. hueheheheheeeeee. 

      kalo ada yang salah tolong direvisi yaa maklum cuma TKI lulusan S3 huehahahahaaa





      Sunday, July 26, 2015

      Niat Puasa Syawal: 6 Hari Di Bulan Syawal, Keutamaan dan Pengertiannya

      puasa syawal
      Puasa Ramadhan sudah berlalu, setelah berlebaran di 1 Syawal, umat muslim di sunnatkan buat kembali berpuasa, yaitu puasa 6 hari di bulan syawal. Adapun menyangkut keutamaan puasa 6 hari di bulan syawal ialah dapat memperoleh ganjaran pahala seperti orang yang melaksanakan puasa setahun penuh. Seperti dalam hadis Nabi yang artinya, “siapa saja yang bershaum Ramadhan lalu meneruskan shaum 6 hari di bulan Syawal, maka orang tersebut bagai bershaum 1 tahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).

      Nah, bagi kita umat muslim yang sudah melakukan puasa Ramadhan yang dilipat gandakan pahalanya pada bulan tersebut, dapat memperoleh ganjaran yang besar lagi, yaitu ganjaran puasa stahun pen uh dengan melakukan puasa di bulan syawal. Lalu bagaimana tata-cara dan niatnya ?. Adapun masalah niat, anda boleh mengucapkannya ataupun tidak, bukan sebuah masalah karena niat adalah i’tikad yang muncul dalam hati. Namun bila anda suka dengan mengucapkan niat, maka boleh mengucapkan niat seperti dibawah ini.

                   “Nawaitu shauma ghadin ‘an sittatin min syawwaalin lillahi ta’alaa”.
          Artinya: aku niat bershaum suunat 6 hari bulan Syawal karena Allah.
      Adapun waktu yang utama membaca niat berpuasa tersebut adalah dilakukan ketika malam. Maka ucapan niat bershaum sunnat mempunyai batasan sebelum memasuki waktu dhuhur. Puasa 6 hari di bulan syawal adalah puasa sunnat. Anda boleh mengerjakannya dengan kontinu, artinya tidak putus-putus melakukan shaum selama 6 hari. Atau boleh pula dilakukan dengan terputus-putus , selama dilakukan pada bulan syawal dan jumlahnya menjadi genap 6 kali melakukan puasa syawal di bulan syawal tersebut.

      Mana yang lebih baik??. Mungkin jawaban amal yang harus disegerakan, puasa yang dilakukan secara berurutan itu adalah yang baik. Namun kembali lagi bagaimana kondisi anda saat menjalaninya nanti karena dalam puasa wajib saja terkadang berbuka lebih baik dari orang yang berpuasa bagi orang-orang tertentu seperti sedang mengalami sakit parah, padahal orang tersebut dalam pikirannya adalah untuk menyegerakan amal kebaikan namun ia tak menyadari yang lebih baik baginya dan kesehatannya adalah dengan berbuka.

      Lalu bagimana dengan wanita yang ingin berpuasa syawal?. Dalam masalah ini setiap wanita yang subur pastinya mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka mendahulukan membayar hutang adalah lebih utama. Selanjutnya wanita tersebut boleh melakukan puasa sunnat 6 hari dibulan syawal yang waktunya satu bulan tersebut. Kewajiban membayar hutang puasa Ramadhan daripada melakukan puasa sunnat seperti perkataan Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah, “puasa qodho’ (Hutang Puasa Wajib)itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

      Nabi Muhammad Rasulullah saw Dalam Pandangan non-Muslim

      Dikutip dari khutbah Hazrat Mirza Masroor Ahmad
      sumber: www.reviewofreligions.org

      Pada saat ini orang-orang (khususnya non-Muslim) banyak mengajukan berbagai macam keberatan dan kritikan terhadap diri Rasulullah saw atau terhadap ajaran beliau. Hal itu disebabkan karena hati mereka kosong dari keadilan atau mereka tidak tahu sedikit pun tentang sirah (riwayat hidup) Rasulullah s.a.w., atau mereka tidak mau berusaha sedikitpun untuk mengetahui riwayat hidup beliau saw. Maka kewajiban kitalah untuk mengemukakan riwayat hidup Rasulullah s.a.w. yang sangat beberkat itu kepada dunia. Dan untuk melaksanakan hal itu kita harus menggunakan berbagai sarana dan prasarana.

      Adalah fitrat manusia bahwa dia akan lebih mudah mendengar pendapat tentang sesuatu dari orang-orang yang sama atau sebangsa daripada mendengar dari orang lain. Dan terkait dengan Rasulullah saw orang-orang non-Muslim akan lebih terpengaruh oleh pendapat bangsa mereka sendiri dari pada harus mendengar tentang Rasulullah s.a.w. dari seorang Islam. Oleh sebab itu sudut pandang tentang sirah Rasulullah s.a.w. yang ditulis oleh cendekiawan atau para penulis yang terkenal dari bangsa mereka sendiri harus diperdengarkan langsung kepada mereka. 
      Non Muslim dan Rasulullah sawPada hari ini saya akan membacakan Sirah Rasulullah s.a.w. yang disusun oleh orang-orang Barat yang terkesan oleh Sirah atau kepribadian Rasulullah s.a.w.. Diantara mereka memang merupakan musuh Islam dan giat memusuhi Islam namun mereka telah menulis dengan jujur tentang sirah Rasulullah s.a.w..

      Pendapat Positif tentang Nabi Muhammad s.a.w.: 


      George Sale dan Spanhemius

      George Sale, seorang penulis yang menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Inggris telah menulis di bukunya ‘The Koran’ di bagian ‘The Reader’. Bagian itu bukan dalam rangka membenarkan tentang Islam.
      Begitu pula seorang penulis bernama Spanhemius. Ia juga seorang penentang Islam. Tapi  ia menulis,

      George Sale
      ”Muhammad [s.a.w.]  memiliki kemampuan fitrati yang sangat luhur, sangat rupawan, cerdas dan berpandangan jauh ke depan, sangat disegani dan pencinta serta pelindung orang-orang miskin. Dalam menghadapi musuh selalu berada  di garis depan dengan gagah berani. Yang sangat menonjol adalah beliau sangat menjunjung tinggi, sangat menghormati dan mencintai Tuhannya. Membenci orang-orang pendusta, pelaku maksiat, orang-orang pelaku ghibat dan pelaku sumpah dusta, pemboros, serakah dan sangat keras menentang pelanggar hukum dan pemberi kesaksian dusta. Sangat tegas mengajar kejujuran, dermawan, kasih-sayang, rasa syukur, menghormati orang tua dan para leluhur, dan sangat sibuk dalam memuji keagungan Tuhan.”  [1]

      Semua orang yang menulis ini (sekalipun telah menyatakan pujian-pujian yang sangat baik), di tempat lainnya juga melemparkan tuduhan-tuduhan yang tidak wajar kepada Rasulullah s.a.w..

      Pendapat: Stanley Lane-Poole;  H. G Wells  dan De Lace O’Leary
      Penulis lain Stanley Lane-Poole telah menulis;
      "Beliau memaafkan orang-orang Qurays untuk tahun-tahun kesedihan dan cemoohan kejam yang telah ditimpakan mereka kepada beliau, dan memberikan pengampunan kepada seluruh penduduk Mekkah.. Dengan demikian Muhammad [saw] kembali memasuki kota kelahirannya. Dari semua sejarah penaklukan tidak ada kemenangan yang sebanding dengan yang satu ini." [2]

      H. G Wells seorang penulis sejarah (sejarawan) telah menulis dalam bukunya yang  berjudul ‘Outline of History’,
      Sebuah bukti kebenaran yang besar tentang Nabi ini adalah bahwa orang yang paling banyak mengetahui tentang pribadi beliau-lah yang pertama beriman kepada beliau… Muhammad [s.a.w.] sekali-kali bukanlah seorang pendusta… Dan hakikat ini tidak dapat dibantah bahwa dalam dalam Islam terdapat banyak sekali kelebihan dan keistimewaan dan memiliki banyak sekali sifat yang agung…. Nabi Islam ini telah meletakkan asas  kemasyarakatan dimana kezaliman dan kekejaman telah dihapuskan.” [3]

      Selanjutnya, De Lace O’Leary dalam bukunya ‘Islam at the Cross roads’ (Islam di Persimpangan-Persimpangan Jalan) menulis:

      “Sejarah telah dengan terbuka menyatakan bahwa bagi para ahli sejarah adanya kisah yang menyebut kaum Muslimin demikian menyukai kekerasan lalu mendapatkan kemenangan serta memaksakan Islam diantara bangsa-bangsa dengan pedang merupakan sebuah kisah aneh dan mengherankan.”  [4]
      Demikianlah yang ditulis oleh para sejarawan, bahwa kemenangan dengan pedang adalah mustahil. Ini cerita yang aneh.

      Pendapat: Mahatma Gandi ; Letnan Jenderal Sir John Bagot Glubb

      Mahatma Gandi di dalam suratkabar ‘Young India’ menulis:

      Saya ingin sekali mengetahui segala sesuatu mengenai manusia itu yang telah memerintah jutaan orang tanpa penentangan. Setelah mempelajari kehidupannya, bertambahlah saya yakin bahwa di zaman itu Islam telah memenangkan hati orang-orang tidak dengan pedang, akan tetapi dengan kesederhanaan sang Rasul itu, beliau biasa bekerja dengan riang gembira, sangat teguh dan teliti dalam memenuhi janji, sangat erat hubungannya dengan sahabat dan pengikutnya, pemberani dan sangat meyakini sempurnanya misinya, inilah hal-hal yang membuat beliau dapat menyingkirkan semua kesulitan dan semua orang menyertainya. Ketika saya telah menyelesaikan bab kedua membaca buku mengenai perjalanan hidup Rasul ini, saya pun menjadi demikian bersedih dikarenakan telah tamatnya buku itu." [5]

      Letnan Jenderal Sir John Bagot Glubb yang wafat pada tahun 1986 menulis:

      “Pendapat apapun yang dikemukakan oleh pembaca buku (yang ditulis oleh beliau) tidak dapat diingkari bahwa Muhammad [s.a.w.] mempunyai persamaan pengalaman rohaniah dengan para leluhur dan orang-orang suci Kristen yang sangat mengherankan telah tercatat dalam Kitab Perjanjian lama dan Kitab Perjanjian baru.     
      Boleh jadi mempunyai persamaan dengan para leluhur dan orang-orang suci penerima wahyu dan kasyaf dari agama Hindu dan Agama-agama lainnya juga. Lagi pula, pengalaman seperti itu merupakan tanda bagi permulaan kehidupan orang-orang suci dan mulia. Menganggap peristiwa-peristiwa seperti itu sebagai penipuan diri sendiri nampaknya sebuah penilaian yang tidak patut, sebab banyak sekali pengalaman seperti itu dialami oleh orang-orang suci yang sudah lampau yang telah beribu tahun lamanya dan ribuan mil jauhnya yang tidak pernah diketahui atau pernah didengar oleh satu sama lain. Namun, sekalipun demikian, dalam peristiwa-peristiwa itu terdapat persamaan satu sama lain yang luar biasa. Sebuah pendapat tidak masuk akal apabila persamaan semua ru’ya atau kasyaf yang sangat mengherankan itu dianggap telah dibuat-buat oleh diri mereka sendiri. Sekalipun mereka saling tidak mengenal satu sama lain.” [6]

      Selanjutnya dia telah menulis tentang orang-orang Muslim awalin yang ke hijrah ke Abessinia katanya:
      “Dari daftar dapat diketahui bahwa semua orang yang telah masuk Islam pergi ke Abyssinia dan Muhammad [s.a.w.] tentu tinggal bersama dengan hanya beberapa orang pengikut saja di tengah-tengah masyarakat Mekkah yang sedang keras memusuhi beliau. Dari keadaan demikian membuktikan bahwa beliau [s.a.w.] memiliki standar tinggi dalam hal akhlak, keberanian serta keyakinan yang sangat tangguh.” 

      Pendapat: John William Draper; William Montgomery

      John William Draper di dalam bukunya ‘History of The Intelectual Development of Europe’ menulis:
      “Empat tahun setelah kematian Justinian, A.D. 569 di Mekkah Arabia, telah lahir seorang yang telah meninggalkan banyak sekali kesan agung terhadap manusia dan dia adalah Muhammad [s.a.w.], yang kebanyakan orang-orang Eropa menganggapnya ‘pendusta’. .. Akan tetapi beliau memiliki kelebihan dan keistimewaan yang telah menentukan perjalanan nasib berbagai bangsa. Beliau seorang prajurit yang bertabligh, mempunyai kefasihan berbicara sangat tinggi dan gagah berani di medan peperangan. Agama beliau hanyalah “Tuhan adalah Tunggal” (Ikhtisar agama hanya satu yaitu Tuhan itu Satu)… Untuk menjelaskan kebenaran ini, beliau tidak  membahas dengan lisan saja, namun beliau membuat masyarakat Islam lebih baik dengan mengajar para pengikutnya dalam praktik tentang kebersihan, rajin menunaikan shalat, melaksanakan puasa dan amal-amal saleh lainnya. Beliau mengutamakan derma diatas perkara-perkara lainnya.”  [7]

      William Montgomery seorang Orientalis telah menulis didalam sebuah bukunya ‘Muhammad at Medina’,
      “Lebih banyak merenungkan Sirat Muhammad [s.a.w.] dan Tarikh awal permulan Islam, manusia akan merasa lebih kagum dan heran menyaksikan kemenangan dan kemajuan sangat luas yang telah diraih oleh beliau. Situasi seperti pada waktu itu telah dijumpai oleh beliau yang sangat jarang sekali dijumpai oleh orang-orang lain, sehingga beliau seorang insan yang sangat cocok dan sesuai sekali dengan keadaan zaman pada waktu itu. Jika beliau tidak mempunyai pandangan jauh ke depan, sebagai negarawan, tidak mempunyai kemampuan yang istimewa untuk menjalankan pemerintahan, tidak tawakkal kepada Allah dan tidak yakin sepenuhnya bahwa Allah Ta’ala telah mengutus beliau [s.a.w.] maka kisah kehidupan beliau yang sangat penting dan patut dikenang itu akan terlupakan oleh Tarikh.
      Saya sangat berharap semoga hasil penelitian riwayat hidup beliau yang saya susun ini akan menolong dan menambah segar dalam memberikan penilaian dan penghargaan terhadap salah seorang Bani Adam yang sangat agung dan sangat mulia ini.” [8]
      Perlu diketahui bahwa kesaksian mengenai Nabi [s.a.w.] ini diberikan oleh seorang yang tidak pernah melihat sendiri Nabi s.a.w..

      Pendapat  Reginald Bosworth Smith

      Selanjutnya, sejarawan Kristen terkenal, Reginald Bosworth Smith, telah menulis:

      “Sebagai Pemimpin agama dan negara, dan berkualitas sebagai Governor (bakat dan kemampuan memerintah), dan dua kepribadian Raja dan Kaisar telah terkumpul dalam satu pribadi Muhammad [s.a.w.]. Beliau seorang Pope (Paus) tapi tanpa kebesaran sebagai Pope, beliau seorang Kaisar namun tanpa pasukan kebesaran Kaisar. Jika di dunia ada orang yang berhak berkata bahwa tanpa pasukan tentara pengawal kebesaran, tanpa pasukan Pengawal Istana dan tanpa pengawal pribadi, hanya atas nama Allah Ta’ala menegakkan keamanan dan kedamaian di atas dunia, maka tiada lain orang itu hanyalah Muhammad [s.a.w.]. Beliau memperoleh semua kekuatan tanpa dukungan siapapun.” [9]
      Selanjutnya R. Bosworth Smith menulis dalam bukunya ‘Muhammad and Muhammadanism’:
      “Orang-orang yang mula-mula sekali menerima misi beliau adalah orang-orang yang betul-betul tahu pribadi beliau [s.a.w.], misalnya istri beliau, hamba sahaya beliau, saudara sepupu beliau dan sahabat beliau sejak lama. Tentang mana [] Muhammad [s.a.w.] sendiri berkata, ‘Diantara orang-orang yang mula-mula masuk Islam adalah manusia-manusia nomor satu yang tidak pernah mundur dalam menghadapi setiap jenis rintangan dan tidak pernah menyatakan gelisah.’ Seperti utusan-utusan Tuhan lainnya, takdir [] Muhammad [s.a.w.] tidaklah kecil [biasa saja], sebab, yang menolak keagungan beliau hanyalah orang-orang yang tidak mempunyai pengetahuan yang benar tentang jati diri beliau s.a.w..” [10]
      Selanjutnya Bosworth juga menulis:
      “Muhammad [s.a.w.] bukan hanya melarang adat kebiasaan terlarang saja bahkan beliau menghapuskannya secara total. Seperti kebiasaan orang mengorbankan anak kecil yang disayanginya dengan membunuhnya, permusuhan berdarah, mengawini sejumlah perempuan tanpa batas, penganiayaan terhadap para sahaya yang tidak kenal henti, minum arak dan judi. (Jika beliau tidak bertindak demikian) maka adat kebiasaan buruk ini akan terus merebak tanpa mengenal berhenti sampai ke wilayah-wilayah Arab dan negara-negara sekitarnya.. (dan beliau telah mengakhiri semua.)” [11]
      Selanjutnya ia menulis:
      “[] Muhammad [s.a.w.] dalam kebaikan maksud dan tujuannya dan dalam semua kebaikan-kebaikannya mempunyai dasar iman yang sangat mendalam. Apa yang beliau kerjakan, orang lain tidak dapat melakukannya tanpa memiliki keyakinan yang sedalam-dalamnya.” (Yakni, keimanan dan keyakinan beliau yang besar atas kebenaran dakwah beliau dan pengutusan beliau dari Allah Ta’ala-lah yang membuat perubahan ini dapat terjadi.).  [12]
      “Setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan beliau, menguatkan bukti bahwa beliau adalah seorang insan pecinta kebenaran, gelora semangat untuk berkarya (beramal) sambil bertahan dengan tabah dan sabar menghadapi berbagai macam kesulitan dan kesusahan yang akhirnya secara setapak demi setapak sampai ke tujuannya.”   [13]
      Selanjutnya ia menulis,
      “Perkataan bahwa bangsa Arab di waktu itu memerlukan inqilaab (revolusi) atau dalam kata lain waktu untuk kedatangan seorang Rasul baru sudah tiba, jika memang demikian maka Muhammad-lah orangnya. Para penulis zaman sekarang yang mengemukakan pendapat tentang itu Springer telah membuktikan bahwa kedatangan Muhammad [S.a.w.] adalah sesuai dengan yang ditunggu-tunggu bertahun-tahun lamanya dan telah dinubuatkan juga.” [14]
      Selanjutnya Bosworth Smith menjelaskan,
      “Secara keseluruhan saya tidak merasa heran apabila terjadi banyak perubahan terhadap Muhammad [s.a.w.] disebabkan timbul berbagai macam keadaan, namun yang menakjubkan saya adalah keadaan kepribadian beliau sangat sedikit mengalami perubahan sekalipun dirundung dengan terjadinya berbagai macam peristiwa, sebagai penggembala kambing di belantara padang pasir, sebagai pedagang ke negeri Syam, pengalaman di hari-hari bersemedi (bertahannuts) di Gua Hira, sebagai Muslih (reformer) sebuah Jemaat minoritas ketika berada di Mekkah, di masa-masa pengasingan di Medinah, sebagai Pemenang yang gemilang, memiliki kedudukan sederajat dengan Kaisar dan Kisra Iran, kita dapat menyaksikan keteguhan hati dan ketabahan beliau [s.a.w.] berjalan secara konstan (tetap teguh). Keadaan luar Muhammad [s.a.w.] mengalami perubahan-perubahan namun keagungan pribadi dan akhlaki beliau sedikitpun tidak mengalami perubahan. Saya tidak yakin jika orang lain akan mampu menghadapi keadaan luar yang banyak sekali mengalami beraneka macam perubahan.” [15]

      Pendapat Washington Irving dan  Sir William Muir
      Washington Irving dalam bukunya ‘Life of Muhammad’ menulis:
      “Dalam meraih kemenangan-kemenangan di waktu peperangan beliau [s.a.w.] tidak pernah menunjukkan kebanggaan, tidak pernah takabbur dan tidak pernah menunjukkan suatu kebesaran atau kemegahan. Jika dalam kemenangan itu ada unsur tujuan pribadi maka pasti beliau berlaku seperti itu. Di waktu memegang kekuasaan yang cemerlang pun beliau bersikap sederhana dan merendahkan diri sekalipun beliau dalam keadaan yang sangat sulit sehingga dalam kehidupan sebagai raja pun jika seseorang masuk kedalam ruangan rumah beliau dan melakukan penghormatan yang tidak perlu, beliau menyatakan tidak senang terhadapnya.”   [16]
      Sir William Muir, yang disamping seorang Orientalis juga adalah seorang yang cukup menentang [Islam], beliau pun telah menulis:
        “Beliau menyempurnakan tiap-tiap pekerjaan beliau sendiri, dan kebiasaan beliau adalah tidak menjangkau apa-apa jika tidak betul-betul ada di hadapan beliau. Begitu juga kebiasaan beliau dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat apabila beliau sedang bercakap dengan seseorang sambil menatap mukanya maka beliau tidak menghadap kepadanya dengan separuh muka melainkan dengan sepenuh muka dan badan menghadap kepadanya dan dengan sikap yang serius kepadanya. Di waktu berjabat tangan beliau tidak melepaskan tangan sebelum orang lain melepaskan tangan beliau. Begitu juga bila beliau bercakap-cakap dengan orang yang asing tidak meninggalkannya di tengah percakapan dan tidak pula memalingkan telinga darinya.Beliau menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan. Kebiasaan beliau adalah setiap memerlukan sesuatu, beliau lakukan dengan tangan beliau sendiri. Apabila memberi sedekah beliau berikan dengan tangan sendiri langsung kepada pengemis. Beliau membantu istri-istri beliau dalam pekerjaan rumah tangga... Para delegasi dan tamu-tamu yang datang dari luar daerah beliau sambut dengan ramah-tamah dan muka ceria sambil mengucapkan selamat datang kepada mereka dengan penuh hormat dan mesra. Beliau sangat mudah dihubungi laksana air sungai mengalir menuju tepi. Dalam menyambut kedatangan para delegasi dan dalam memecahkan perkara-perkara pemerintahan lainnya dapat dibuktikan dari Sejarah bahwa dalam diri Muhammad [s.a.w.] tersimpul semua kemampuan dan kebijaksanaan yang sempurna. Dari semua perkara yang mengherankan adalah beliau tidak dapat menulis.”
      Selanjutnya, inilah tulisan William Muir,
      “Yang mengherankan lagi, Muhammad [s.a.w.] mempunyai kesopanan dan pertimbangan akhlak yang luhur sekalipun terhadap pengikut yang dianggap rendah dan tidak begitu penting. Kerendahan hati, kebaikan, kesabaran, pengorbanan diri dan kemurahan menghiasi keindahan prilakunya dan menciptakan kecintaan dalam hati orang-orang di sekelilingnya. Beliau tidak suka menolak dengan mengeluarkan perkataan ‘tidak.’ Jika beliau tidak bisa memenuhi permintaan seseorang dengan jawaban yang positif beliau memilih sikap diam. Beliau tidak pernah menolak undangan sekalipun dari orang yang sangat miskin sekali. Dan beliau tidak pernah menolak hadiah sekecil apapun dari para sahabat beliau. Yang sangat menakjubkan lagi adalah apabila beliau berada di tengah-tengah suatu pertemuan setiap orang menganggap beliau tamu yang paling penting dan paling utama.
      Apabila beliau menjumpai seseorang telah meraih suatu kejayaan maka beliau dengan hangat menyambut sambil menjabat tangannya dan merangkulnya. Beliau dengan lemah lembut menyatakan rasa simpati terhadap orang-orang yang lemah dan miskin. Beliau berlaku sangat kasih sayang terhadap anak-anak kecil yang kerap kali mengerumuni beliau. Tanpa merasa enggan beliau mengucapkan salam terhadap anak-anak yang sedang bermain-main di tepi jalan. Di musim paceklik dimana banyak orang kelaparan beliau mengajak orang-orang makan bersama  dan beliau selalu berusaha mencari kemudahan bagi orang lain. Kebaikan, kedermawanan dan kelemahlembutan tabiat beliau menembus dan menghiasi semua akhlak karimah beliau.
      Muhammad [s.a.w.] seorang kawan yang sangat setia. Beliau mencintai Abu Bakar lebih dari mencintai saudara sendiri. Kasih sayang terhadap Ali seperti saudara kandung sendiri. Zaid seorang sahaya beragama Kristen begitu lekat mencintai Muhammad [s.a.w.] sehingga ia enggan kembali kepada ibunya yang sedang sakit dan merindukannya dan memilih tinggal di Mekkah bersama beliau [s.a.w.]. Sambil melekatkan diri kepada Muhammad [s.a.w.] Zaid berkata: ‘Saya tidak akan meninggalkan engkau! Engkaulah ibu dan bapak saya!’ Persahabatan Muhammad berakhir sampai Zaid meninggal dunia, dan anaknya, Usamah diperlakukan secara istimewa oleh Muhammad [s.a.w.] demi menghormati ayahnya.
      Utsman dan Umar juga mempunyai hubungan yang istimewa dengan Muhammad [s.a.w.]. Di waktu Bai’at Ridwan di Hudaibyah demi keselamatan menantu yang istimewa itu beliau bertekad untuk menyerahkan jiwa-raga beliau sebagai bukti hubungan persahabatan yang sangat kuat dan erat sekali. Masih banyak lagi contoh kecintaan Muhammad tanpa ragu terhadap para sahabat beliau. Kecintaan beliau kepada siapapun, tidak syak lagi, sungguh pada tempatnya, dan kecintaan yang hangat dan sangat mendebarkan hati sungguh menjadi teladan bagi semua.”
      Selanjutnya ia menulis:
      “Di kala kekuatan dan kekuasaan sudah sampai ke puncaknya juga Muhammad [s.a.w.] tetap adil dan sederhana. Perlakuan lemah lembut terhadap musuh-musuh juga beliau tidak menguranginya sedikitpun, sehingga merekapun dengan senang hati menerima da’wa beliau.
      Kejahatan dan penganiayaan penduduk Mekkah secara terus-menerus terhadap beliau sampai waktu yang sangat panjang, diwaktu terjadi Fatah Mekkah menghendaki agar pembalasan terhadap mereka secara berdarah berhak dilakukan. Akan tetapi selain beberapa pelaku kejahatan beserta semua penduduk Mekkah telah dimaafkan oleh Muhammad [s.a.w.]. Dan semua kejahatan yang telah berlaku terhadap beliau dimasa lampau telah dilupakannya. Sekalipun pelaku-pelaku penghinaan, caci maki dan pengkhianatan itu bahkan orang yang sangat keras memusuhi beliau juga telah diperlakukan dengan pertimbangan yang sangat baik.
      Di Madinah, Abdullah bin Ubay bersama rekan-rekanya yang munafik yang selama bertahun-tahun melakukan pelanggaran dan hambatan-hambatan terhadap kegiatan Missi beliau dan selalu melukai perasaan hati beliau [s.a.w.], memberi ma’af kepada mereka juga merupakan teladan cemerlang yang patut ditiru.
      Begitu juga perlakuan lemah-lembut terhadap Kabilah-kabilah yang melakukan permusuhan keras dihadapan beliau dan sebelum terjadi Fatah Mekkah juga melakukan perlawanan yang sangat keras, terhadap mereka juga beliau berlaku sangat lunak.”   [17]
      Meskipun ia menulis di beberapa tempat yang menentang Al-Qur'an dll, di sini ia menulis:
      Untuk kebenaran Muhammad [s.a.w.] ada satu tanda pendukung kebenaran  yang sangat kuat yaitu siapapun yang beriman dan masuk Islam pada awal permulaan da’wa beliau, mereka itu orang-orang yang memiliki perangai dan prilaku yang bermutu tinggi. Bahkan kawan-kawan dekat dan kaum keluarga beliau juga, yang betul-betul mengetahui seluk-beluk kehidupan beliau [s.a.w.], mereka tidak dapat melihat sedikit pun suatu kelemahan beliau seperti yang biasa dilakukan orang munafik, dimana gerak-gerik dan perangai di luar berlainan dengan yang diperbuat di dalam rumah tangga sendiri.” [18]

      Pendapat Sir Thomas Carlyle

      Sir Thomas Carlyle menulis mengenai keadaan ummi beliau s.a.w.,

      “Satu perkara yang tidak dapat dilupakan bahwa beliau tidak menerima pendidikan sekolah apapun. Sekalipun di sebuah sekolah yang disebut ‘school-learning’ pun beliau tidak pernah belajar. Kebudayaan menulis bagi Bangsa Arab adalah hal baru [kemudian]. Pendapat yang mengatakan bahwa Muhammad [s.a.w.] tidak pernah bisa menulis, adalah benar. Pendidikan beliau berlaku di sekitar pengalaman lingkungan padang Sahara dan bukit-bukit pegunungan tandus. Dengan sarana dunia terbatas, dari tempat yang gelap, dengan daya kekuatan mata dan daya pikir sendiri apa yang dapat diperolehnya? Lebih mengherankan lagi, apabila kita memikirkan hal itu, buku-buku pun tidak ada di sana. Di padang Sahara Arab yang sunyi senyap, seseorang tidak dapat mengetahui suatu ilmu apapun kecuali dengan tutur tinular (pembicaraan dari mulut ke mulut, dari satu keturunan ke keturunan selanjutnya) dan apa-apa yang dapat disaksikan oleh kedua matanya sendiri. Perkataan-perkataan hikmah kebijaksanaan yang sudah ada sebelum beliau atau yang suduh ada di daerah Arab yang lain, disebabkan tidak ada sarana untuk menyampaikannya kepada beliau, hal itu bagi beliau sama saja dengan tidak ada sama sekali. Dengan demikian manusia yang sangat agung ini tidak pernah mengadakan wawan-cakap langsung dengan penguasa atau pun ulama. Beliau tinggal seorang diri bersama alam di tengah-tengah Gurun Sahara tandus, dan alam dan poros pemikiran beliau terus dalam keadaan demikian.” [19]
      Selanjutnya ia menulis mengenai pernikahan beliau dan hubungan rumahtangga beliau:
      “Bagaimana beliau menjadi teman hidup Khadijah (r.a.)? Bagaimana beliau menjadi pelaksana bisnis seorang janda kaya raya, kemudian berjalan jauh memburu pasar-pasar di Negeri Syam (Suriah)? Bagaimana beliau melakukan itu semua? Setiap orang tahu betul bahwa beliau lakukan itu semua dengan sangat jujur dan ketangkasan serta kepakaran yang luar biasa. Mengapa timbul rasa hormat dan syukur dalam hati Khadijah (r.a.) kepada beliau? Kisah perkawinan mereka, sebagaimana para penulis Arab telah menguraikannya, adalah sangat mengesankan hati dan layak untuk diketahui. Umur Muhammad [s.a.w.] pada waktu itu 25 tahun sedangkan Khadijah 40 tahun. Dapat diketahui bahwa kehidupannya dengan wanita yang baik hati itu sangat bahagia, tenteram dan penuh kasih sayang satu sama lain. Beliau sangat mencintai Khadijah dengan kecintaan yang hakiki dan telah menjadi buah hati beliau sendiri. Beliau tidak mungkin disebut Nabi palsu sebab sepanjang kehidupan beliau sedikitpun tidak ada suatu yang mengundang kritik. Sepanjang kehidupan beliau sangat tenang dan tenteram, hingga masa muda beliau berlalu.” [20]
      Selanjutnya Thomas Carlyle menulis,
      “Perkara yang masyhur di kalangan kita orang-orang Kristen masa kini menuduh Muhammad [s.a.w.] seorang Nabi palsu dan pendusta. Agamanya semata-mata khayalan belaka dan palsu penuh dusta. Sekarang semua anggapan dan tuduhan orang-orang itu telah terbukti salah. Kata-kata dusta orang-orang Kristen yang penuh kebencian ditujukan terhadap Muhammad [s.a.w.], sekarang tuduhan itu betul-betul telah membuat noda hitam terhadap diri kita sendiri (Kristen). Dan Bahasa yang keluar dari mulut orang ini (Muhammad s.a.w.) telah menjadi sarana hidayah (petunjuk) bagi 180 juta manusia sejak 1200 tahun yang lalu. (Hal ini disampaikan pada di abad 19) Pada zaman sekarang ini tidak ada satu pun manusia yang perkataannya dipercayai orang lain melebihi ia [Nabi s.a.w.] yang dipercayai dan diimani oleh para pengikutnya. Menurut saya tidak ada yang lebih buruk dari pada tuduhan, bahwa orang ini telah menyebarkan agama dusta.”  (Dengan kata lain ini adalah pandangan yang sama sekali tidak benar.). [21]

      Pendapat Lamartime

      Seorang Filosof Prancis bernama Lamartime telah menulis dalam bukunya bernama ‘History of Turkey’ (Sejarah Turki) sebagai berikut:
      “Jika untuk mengukur kepandaian seseorang ditetapkan tiga kriteria yaitu pertama, sejauh mana keagungan maksud dan tujuannya [cita-citanya], kedua, terbatasnya sarana yang dia miliki, ketiga, hasilnya yang agung. Maka sekarang di zaman modern ini siapakah yang dapat menandingi Muhammad [s.a.w.] dalam ketiga hal tersebut? Manusia berjiwa global yang hanya dengan beberapa gelintir pasukan tentara telah mengalahkan sejumlah kerajaan dan pemerintahan besar-besar yang telah menegakkan undang-undang pemerintahan duniawi namun telah porak poranda menghadapi pasukan tentera beliau. Akan tetapi Muhammad [s.a.w.] bukan hanya bala tentara dunia, semua undang-undang pemerintahan, negara-negara, berbagai macam bangsa dan  suku-suku bangsa, melainkan semua penduduk dunia telah dihimpun olehnya menjadi satu. Selain dari itu beliau telah mengadakan reformasi tempat-tempat berkorban, ketuhanan, agama, itikad-itikad, pikiran-pikiran dan spirit manusia.Dasar hukum Muhammad [s.a.w.] hanya sebuah Kitab yang setiap hurufnya menjadi undang-undang. Orang itu menjadikan setiap pengguna bahasa dan setiap Bangsa sebagai satu kepribadian rohaniah.” [22]
      Selanjutnya Lamartime, filosof Prancis ini menulis,
      “Muhammad [s.a.w.] seorang filosof, orator, utusan Tuhan, pakar hukum, panglima perang, juara diatas semua ahli pikir, pembaharu ajaran-ajaran rasional, penegak berpuluh-puluh macam pemerintahan menjadi satu pemerintahan. Sekarang cobalah, tentukanlah seorang pakar kemanusiaan untuk menilai dapatkah ia menemukan seorang manusia telah lahir di dunia lebih agung dari Muhammad [s.a.w.]?” [23]

      Pendapat  John Devonport ;Michael H. Hart

      John Devonport menulis,
      “Apakah mungkin, jika kita pikir, orang ini (Muhammad s.a.w.), seorang reformer agung terhadap orang-orang musyrik di negerinya yakni para penduduk Arab yang secara keseluruhan terbenam ratusan tahun menyembah berhala-berhala memperbaiki menjadi penyembah Tuhan Yang Tunggal kemudian merombak mereka menjadi manusia-manusia Ilahi yang taat, kita menganggapnya sebagai Nabi palsu dan dusta? Dapatkah kita mengira semua misinya itu perbuatan makar yang dibuat-buat oleh nafsunya sendiri? Sekali-kali tidak! tanpa ragu sedikit pun Muhammad [s.a.w.] berjuang dengan gigih semenjak wahyu Ilahi pertama turun sampai akhir hayat beliau tiada lain sebabnya selain karena niat baik dan sifat jujur dapat dipercaya dan disebabkan demikian teguh kokohnya diri beliau. Orang-orang yang selalu dekat dengan beliau dan yang selalu mengadakan hubungan erat dengan beliau tidak pernah melihat adanya sifat pamer pada pribadi beliau.” [24]
      Selanjutnya ia menulis:
      “Dengan penuh yakin secara sempurna dapat dikatakan bahwa jika putra-putra mahkota Barat menjadi Penguasa di Asia pengganti mujahidin Muslim dan Penguasa Bangsa Turki, mereka tidak akan dapat berlaku toleran terhadap orang-orang Muslim seperti orang-orang Muslim melakukannya terhadap orang-orang Kristen. Sebab, orang-orang non Kristen dijadikan oleh mereka target penganiayaan dengan kezaliman dan kefanatikan yang memuncak disebabkan perbedaan-perbedaan agama.”  [25]
      Selanjutnya John Devenport menulis,
      "Tidak ragu-ragu lagi bahwa diantara semua orang yang sangat adil dan berjaya tidak ada seorangpun mempunyai riwayat hidup seperti yang dimilki oleh Muhammad [s.a.w.]  yang sangat rinci dan betul-betul asli dan bersih.” [26]

      Michael Hart dalam bukunya bertajuk ‘The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History’ menulis:
      “Jatuhnya pilihan saya kepada Muhammad [s.a.w.] dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Muhammad [s.a.w.] satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. [27]
      Apakah pengaruh Muhammad [s.a.w.] yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini.
      Ia menulis,
      “Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam [pada waktu buku itu ditulis], dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Muhammad [s.a.w.] lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar.
      “Akan tetapi saya mempunyai dua alasan penting dibalik keputusan saya itu. Pertama, Muhammad [s.a.w.] memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani.. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen, (yakni, sampai batas tertentu Kristen berbeda dengan Yahudiyyat/Yudaisme), Saint Paul (Santo Paulus) memegang peran utama dalam mengembangkan teologi atau ilmu ketuhanan dan pembuat dasar baru penyebaran agama Kristen serta penulis utama sebagian besar Kitab Perjanjian Baru.
      Kemudian ditulis:
      “Sebaliknya dalam Agama Islam, yang bertanggung jawab terhadap semua kaidah akhlaki dan asas-asas pendidikan agama adalah Muhammad [s.a.w.]. Muhammad [s.a.w.] sendiri yang telah memberi bentuk terhadap seluk-beluk agama baru ini, dan beliau menjadi perancang dan pembangun dalam pendidikan serta pengajaran agama Islam.
      “Selain dari itu, Kitab Suci orang-orang Muslim yakni Al-Qur’an yang ditulis oleh Muhammad menjadi bukti visi intuisinya [s.a.w.]”. (yakni penentang yang ini, ia menulis demikian) ia menulis, “Yang mengenainya beliau (yakni  s.a.w.) berkata, ia [Al-Qur’an] dari Allah Ta`ala, diwahyukan kepadanya. Sebagian terbesar dari wahyu ini dihimpun [dihapal, disalin, ditulis] dengan penuh kesungguhan selama Muhammad [s.a.w.] masih hidup dan kemudian tak lama sesudah dia wafat dihimpun secara keseluruhan dan terlindungi [tak tergoyahkan]. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad [s.a.w.] serta ajaran-ajarannya, dan dengan demikian, dari beberapa segi, Al-Qur’an itu adalah perkataan beliau. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad [s.a.w.] dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya.
      Kemungkinan pengaruh Muhammad [s.a.w.] dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata-mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad [s.a.w.] setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan. (Menurut pendapat mereka martabat Nabi Muhammad s.a.w. dan Nabi Isa a.s. adalah sama). [28]
      Selanjutnya iapun menulis:
      “Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad [s.a.w.] bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi, akan tetapi Nabi Isa [a.s.] tidak mendapat kedudukan seperti itu.” Pendek kata, keteladanan beliau dalam setiap hal menggambarkan kepribadian beliau yang suci dalam corak yang semakin bertambah terang.

      Pendapat Karen Armstrong

      Karen Armstrong dalam bukunya ‘Muhammad-A Biography of the Prophet’ menulis:
      “Untuk mengajarkan masalah rohaniah berdasarkan tauhid, Muhammad [s.a.w.] secara amaliah harus memulai dari nol. Ketika beliau memulai menyampaikan misi dakwah nampaknya tidak mungkin dapat menyampaikannya di tengah-tengah bangsa Arab yang betul-betul tidak bersedia menerima ajaran Tauhid. Mereka itu tidak mampu untuk memahami ajaran yang sangat luhur ini.
      Sebenarnya memperkenalkan ajaran Tauhid kepada masyarakat yang beringas dan ganas itu betul-betul sangat berbahaya. Dan Muhammad [s.a.w.] sangat bernasib baik ketika jiwa beliau selamat terlepas dari bahaya keganasan mereka itu. Sesungguhnya nyawa Muhammad selalu berada dalam keadaan sangat berbahaya, dan selamatnya nyawa beliau merupakan mu’jizat dari Allah Ta’ala. Akan tetapi Muhammad [s.a.w.] tetap waspada dan berjaya. Sampai akhir hayat Muhammad [s.a.w.] berhasil menumpas serangan Kabilah ganas yang memusuhi beliau dan bagi masyarakat Arab tidak ada masalah pelik lagi tentang agama. Akhirnya Bangsa Arab sendiri betul-betul sudah siap untuk mengukir sejarah zaman baru mereka.”  [29]
      Selanjutnya ia menulis mengenai agama Kristen atau Barat,
      “Akhirnya orang-orang Baratlah, bukan orang Islam yang melarang mengadakan diskusi tentang Agama. Di zaman Inkuisisi dan perang Salib nampaknya Eropa berusaha sekuat tenaga menekan pendapat-pendapat yang timbul dari Bangsa lain, dan hukuman-hukuman yang dijatuhkan kepada para penentang mereka demikian kejamnya sehingga tidak terdapat tandingannya dalam sejarah suatu agama apapun. Kezaliman yang dilakukan terhadap para penentang pendirian mereka, kezaliman orang-orang Protestan terhadap orang-orang Katolik, sebaliknya kezaliman orang-orang Katolik terhadap orang-orang Protestan yang bernafaskan perbedaan-perbedaan akidah agama yang dalam sudut pandang kedua agama, Yahudiyyat dan Islam, hanyalah menyangkut urusan-urusan pribadi belaka. Akidah Kristen berbau bid’ah mengenai kepercayaan ketuhanan manusia tidak ada kaitannya dengan Yahudiyyat maupun Islam, tidak dapat diterima, bahkan membawa kepada kemusyrikan.” [30]


      Pendapat  Annie Besant dan Ruth Cranston

      Annie Besant dalam bukunya ‘The Life and Teachings of Muhammad’ menulis:
      “Tidak mungkin bagi seseorang yang telah mempelajari riwayat hidup dan akhlak Nabi Agung asal Arab ini dan dia mengetahui ajaran yang disampaikannya dan mengetahui bagaimana dia menjalani kehidupannya, tanpa memberi penghormatan terhadap Nabi agung dari antara nabi-nabi Allah ini. Apa yang sedang saya katakan ini mungkin orang-orang lain sebelumnya telah mengetahuinya. Akan tetapi bila saja saya membaca hal ini maka timbul perasaan baru dalam hati saya untuk menghormati Nabi Arabi yang agung ini dan nampak warna baru untuk memujinya.” [31]
      Ruth Cranston menulis dalam ‘World Faith’:
      Muhammad orang Arab itu [s.a.w.] tidak pernah menjadi orang yang memulai peperangan. Setiap perang yang beliau lakukan sifatnya membela diri. Apabila beliau berperang tujuannya hanyalah untuk menyelamatkan diri. Beliau berperang dengan cara dan menggunakan senjata sesuai zamannya. Dengan yakin dapat dikatakan bahwa tidak ada negara Kristen dari 140.000.000 orang pada hari ini (buku ini ditulis tahun 1949) yang telah membinasakan 120.000 orang sipil tak berdaya hanya dengan satu ledakan bom saja dapat melakukan tuduhan jahat terhadap seorang pemimpin agung yang telah melakukan penyerangan dan diserang di dalam seluruh peperangan yang telah membunuh hanya 500 atau 600 orang saja dianggap paling kejam. Membandingkan jumlah kematian di tangan Nabi Arabia [s.a.w.] di alam kegelapan abad ketujuh ketika manusia sedang haus darah satu sama lain dengan jumlah kematian di abad kita abad kedua puluh yang gilang-gemilang ini merupakan kebodohan. Tidak perlu diceritakan lagi pembantaian massal oleh orang-orang Kristen di zaman inkuisisi dan Perang Salib ketika para prajurit Kristen dengan bangga mencatat semua peristiwa ketika mereka berjalan di sela-sela mayat orang-orang tak beriman terendam darah sedalam mata kaki.” [32]

      Pendapat Godfrey Higgins

      Selanjutnya, Godfrey Higgins menulis:
      “Mengenai hal ini, umumnya, tidak apa-apa bahwa mayoritas pendeta Kristen mencaci-maki agama Muhammad [S.a.w.] dikarenakan kefanatikan dan tidak adanya toleransi mereka. Itu adalah sangat mengherankan dan merupakan sebuah kemunafikan yang aneh. Siapakah yang mengusir orang-orang Muslim dari Spanyol hanya karena setelah mereka menjadi Kristen lalu dianggap bukan orang Kristen yang baik? Siapakah yang membunuh ribuan orang di Meksiko dan di Peru, dan menjadikan mereka budak hanya karena mereka tidak mau menjadi Kristen? Demikian berbeda dan tingginya keteladanan yang dilakukan oleh orang-orang Muslim saat mereka menguasai Yunani. Ratusan tahun mereka membiarkan orang-orang Yunani pada agama mereka, membiarkan kaum pendeta, para rahib dan biarawan beribadah dengan aman di gereja-gereja mereka.”  [33]
      Pendek kata, penulis memperbandingkan antara kaum Kristen dan Muslim.
      Selanjutnya, Godfrey ini menulis lagi,
      “Dalam sejarah seluruh khalifah Islam, kami tidak menemukan adanya Inquisisi sebagaimana biasa ia disebut demikian buruk. Satu kali pun peristiwa tidak terjadi bahwa dikarenakan pertentangan keyakinan atau suatu hal lalu memberikan hukuman mati, ‘Kenapa tidak menerima agama Islam?’” [34]
      Inilah pengaruh dari ajaran yang diberikan oleh  Rasulullah S.a.w. kepada orang-orang Muslim.

      Pendapat Edward Gibbon

      Selanjutnya, dalam ‘History of the Saracen Empire’ karya Edward Gibbon tertulis bahwa,
      “Bukan penyebaran agama beliau [s.a.w.] yang mengherankan kita melainkan terus menerus berdirinya agama ini.  Muhammad [s.a.w.] yang telah memberikan kesan istimewa dan sempurna di Mekkah dan Madinah. Pengaruh yang ditinggalkan oleh  Muhammad [s.a.w.] yang murni dan sempurna yang beliau letakkan di Mekkah dan Madinah itu, selama 12 abad revolusi pun, penganut baru Al-Qur`an baik di India, Afrika maupun Turki sampai sekarang masih tetap menjaganya. Mazhab dan akidah murid-murid Muhammad [s.a.w.] menguatkan wawasan teruji manusia, dan mereka tetap teguh melawan perasaan was-was. Sesungguhnya syahadat Islam itu demikian sederhana dan tidak dapat berubah, yaitu, “Aku beriman kepada satu Tuhan dan Rasul Tuhan [.a.w.].” Yakni, Laa ilaha Illallaah Muhammad Rasuluullaah. Ini adalah suatu gambaran, bahwa Tuhannya orang-orang Muslim itu bukanlah berhala. Penghormatan (pengikutnya) kepada Nabi Islam ini tidak melewati batas-batas standar sifat-sifat kemanusiaan, dan penghargaan dan semangat kebaikan para pengikutnya atas sabda-sabdanya yang kekal menghidupkan tetap berada dalam batas agama dan akal.”   [35]
      Apa yang ia katakan adalah bahwa di sisi lain orang-orang Kristen telah menjadikan manusia menjadi tuhan.

      Semoga dunia memahami kedudukan manusia teragung di dunia ini, berusaha untuk bernaung di bawah telapak kaki beliau s.a.w. [menjadi pengikut beliau s.a.w.] bukan menjauhi atau berusaha memusuhi dan mencemoohkan beliau s.a.w. agar dunia selamat dari azab Allah Ta’ala. Hanya dan hanya beliau s.a.w.-lah penyelamat dunia dan setiap hakikatnya juga dijelaskan oleh orang-orang non Muslim yang obyektif seperti telah saya jelaskan kepada saudara-saudara dari kutipan tulisan mereka dan masih ada lagi tak terhitung banyaknya.

      Kebenaran para nabi terdahulu juga telah terbukti melalui ajaran-ajaran beliau. Itulah kedudukan Khatamun Nubuwwah yang setiap orang Islam harus menyebarkannya kepada dunia.

      Dikutip dari khutbah Hazrat Mirza Masroor Ahmad
      sumber: www.reviewofreligions.org
      Terjemah: Dildaar Ahmad Dartono

      Endnotes References
      1. George Sale. To the Reader. In: The Koran: Commonly called the Alkoran of Mohammed. J. B. Lippincott & Co., PA. pp.vi-vii (1860).
      2. Stanley Lane-Poole. Introduction. In: Speeches and Table Talk of the Prophet Muhammad. Macmillan & Co., London. p xlvi (1882).
      3. H.G. Wells. Part II: Muhammad and Islam. In: The Outline of History. University of Michigan Library., MI. p 269 (1920).
      4. De Lacy O’Leary. Islam at the Crossroads. Kegan Paul., London, p.8 (1923).
      5. Mahatma Gandhi. Young India. September 23rd 1924.
      6. John Bagot Glubb. The Life and Times of Muhammad. Hodder & Stoughton. 1970 (reprint 2002).
      7. John Bagot Glubb. The Life and Times of Muhammad. Hodder & Stoughton. 1970 (reprint 2002).
      8. John William Draper, M.D., L.L.D. A History of the Intellectual Development of Europe. Harper and Brothers Publishers., NY. P.244 (1863).
      9. William Montgomery Watt. Muhammad at Madina. Oxford University Press. pp. 335 (1981).
      10. Rev. Bosworth Smith. Character of Mohammad. In: MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM. Smith, Elder & Co., London. p. 235 (1876).
      11. Rev. Bosworth Smith. Character of Mohammad. In: MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM. Smith, Elder & Co., London. p. 127 (1876).
      12. Rev. Bosworth Smith. Character of Mohammad. In: MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM. Smith, Elder & Co., London. p. 125 (1876).
      13. Rev. Bosworth Smith. Character of Mohammad. In: MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM. Smith, Elder & Co., London. p. 127 (1876).
      14. Rev. Bosworth Smith. Character of Mohammad. In: MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM. Smith, Elder & Co., London. p. 133 (1876).
      15. Rev. Bosworth Smith. Character of Mohammad. In: MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM. Smith, Elder & Co., London. p. 133 (1876).
      16. Washington Irving. The Life of Mahomet. Bernard Tauchnitz,. Leipzig. pp. 272-3(1850).
      17. Sir William Muir. Life of Muhammad.(Volume IV). Smith, Elder and Company., London.pp. 303-307 (1861).
      18. Sir William Muir. Life of Muhammad.(Volume II). Smith, Elder and Company., London.pp. 97-8 (1861).
      19. Thomas Carlyle. On Heroes, Hero-Worship and the Heroic in History. Wiley and Putnam., NY. p.47 (1846).
      20. Thomas Carlyle. On Heroes, Hero-Worship and the Heroic in History. Wiley and Putnam., NY. p.48 (1846).
      21. Thomas Carlyle. On Heroes, Hero-Worship and the Heroic in History. Wiley and Putnam., NY. pp.60-1 (1846).
      22. A. De Lamartine. History of Turkey (English Translation). D. Appleton &Co., NY. p.154 (1855-7).
      23. A. De Lamartine. History of Turkey (English Translation). D. Appleton &Co., NY. p.155 (1855-7)
      24. John Davenport. An Apology for Mohammed and the Koran. J.Davy & Sons., London. p.139 (1869).
      25. John Davenport. An Apology for Mohammed and the Koran. J.Davy & Sons., London. p.82 (1869).
      26. John Davenport. An Apology for Mohammed and the Koran. J.Davy & Sons., London. (1869).
      27. Michael H. Hart. THE 100: A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY. Carol publishing group., p.3.
      28. Michael H. Hart. THE 100: A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY. Carol publishing group., pp.8-9.
      29. Karen Armstrong. Muhammad – A Biography of the Prophet. Harper Collins Publishers., NY. p.53-54 (1993).
      30. Karen Armstrong. Muhammad – A Biography of the Prophet. Harper Collins Publishers., NY. p.27 (1993).
      31. Annie Besant. The Life and Teachings of Muhammad. Theosophical Publishing House., India. p. 4 (1932).
      32. Ruth Cranston. World Faith. Harper and Row Publishers., NY. P. 155 (1949).
      33. Godfrey Higgins. Apology for Mohammed. Lahore. Pp. 123-4 (1829).
      34. Godfrey Higgins. Apology for Mohammed. Lahore. Pp. 52 (1829).
      35. Edward Gibbon, Simon Oakley. History of the Saracen Empire. Alex Murray & Son., London. P.54 (1870).