Persiapan Mudik ke Kampung (Akhirat) Yuk…
Mudik
adalah kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halaman. Pada hari
raya Idul Fitri seperti yang Insya Allah akan kita alami nanti, nuansa
mudik sudah sangat terasa kental. Persiapan-persiapan bahkan sudah
dilakukan dari jauh-jauh hari, karena seperti pada tahun-tahun
sebelumnya, nuansa mudik menjadi suasana yang sangat ramai, peak season.
Pemesanan tiket bahkan sudah dilakukan dari beberapa bulan
sebelumnya, menghindari kenaikan harga yang berlebihan. Pembelian
oleh-oleh untuk sanak kerabat di kampung halaman pun dipersiapkan dengan
rapi dan apik.
Mudik bisa berarti pula kembali ke akar kebudayaan kita, ke tempat
dimana kita dilahirkan, di daerah yang menjadi asal muasal keluarga
besar.
Kota-kota perantauan yang dulunya tidak pernah berhenti beraktivitas,
megah, selalu gemerlap siang dan malam, akan menjadi sepi dan lenggang,
ditinggal para penghuni yang biasa mengisi keramaiannya.
Susah payah kondisi perjalanan tidak menghalangi niatan tuk pulang ke
kampung halaman; letih, lelah, dan tenaga yang terkurang, direlakan;
membengkaknya biaya perjalanan dan biaya yang dihabiskan, memang sudah
diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya. Bagi sebagian orang, mereka
bahkan rela mengirit pengeluaran sehari-hari, agar dapat menabung guna
memenuhi biaya perjalanan beserta segala pernak-pernik perjalanan
mudiknya.
Mudik ke Kampung Akhirat
Ada suatu tempat, yang pasti kita akan kembali ke sana, yang boleh
jadi luput dari persiapan-persiapan yang terencana, lalai dari
penjadwalan yang tersusun runut, dan dilupakan dari bagian rencana
kehidupan kita selaku manusia. Kampung akhirat.
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda
gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi
orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS.
Al-An’aam: 32)
Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti? (QS. Al-A’raaf: 169)
dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang
yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? (QS. Yusuf: 109)
Tidakkah kita memiliki rasa rindu pula dengan kampung akhirat kita?
Tidakkah kita ingin menikmati indahnya kampung akhirat yang berkekalan
waktunya?
Maka, sudah seberapa baik perbekalan yang telah kita persiapkan?
Bahkan, sudah sampai seberapa siap diri kita tuk menghadapi perjalanan
panjangnya?
Padahal, akhirat adalah kampung dengan satu pintu saja, sekali kita
melewatinya, maka sudah pasti dan tidak akan mungkin, kita bisa kembali
lagi ke dunia.
Imam Ali bin Abi Thalib KW, pernah berkata, “sesungguhnya kita berada
pada hari dimana hanya ada amal tanpa ada perhitungan, dan sesungguhnya
kita menuju hari dimana hanya ada perhitungan tanpa ada amal”.
Mari kita jadikan dunia ini sebagai ladang tuk mengumpulkan
perbekalan mudik kita ke kampung akhirat. Semoga ia mencukupi sehingga
kita mendapatkan tempat yang terbaik disana. Allahumma amin.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang
telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah
menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia
ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat
adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang
bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya,
mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat
segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan
kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan
dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka):
“Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang
telah kamu kerjakan”. [QS. An-Nahl: 30-32]
Jadikan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ini menjadi hari-hari
pengumpulan bekal mudik ke kampung akhirat kita, dan tidak cukup sampai
disitu, jadikan seluruh sisa usia kita, menjadi ajang persiapan mudik
ke kampung akhirat, dengan kesabaran dalam menjaga diri dari perbuatan
kemaksiatan dan bersabar diri dalam mengerjakan kebaikan.
Ya Rabbi, hamba lemah, maka kuatkanlah hamba…
—000—
21 September 2008
Astagfirullah hal adzim. Semoga mendapat husnul khatimah, dan bisa selamat melalui dunia ini dengan tanpa celaka…
Astagfirullah hal adzim. Semoga mendapat husnul khatimah, dan bisa selamat melalui dunia ini dengan tanpa celaka…
0 comments:
Post a Comment